Advertisement
Scroll Keatas Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

Ziarah Cinta 25 Tahun : Suster Josephine, SSPS dan Kidung Hidup “Dilexi Te”

   
Ziarah Cinta 25 Tahun : Suster Josephine, SSPS dan Kidung Hidup “Dilexi Te”

Ziarah Cinta 25 Tahun : Suster Josephine, SSPS dan Kidung Hidup “Dilexi Te”

Ziarah Cinta 25 Tahun : Suster Josephine, SSPS dan Kidung Hidup “Dilexi Te”
Perayaan Misa Pesta Perak Sr. Yosephine,SSPS (Foto : istimewa)

Labuan Bajo - Nusapagi.com ||  -Di pagi yang dibalut kabut tipis di Genggo Werang, Flores, 12 Juli 2025 sinar mentari menembus pucuk-pucuk cemara dan menari pelan di altar sederhana. Di tengah keheningan dan kesyahduan suasana, terdengar bisikan lembut yang telah menjadi irama hidup selama dua setengah dekade : Dilexi te (Aku mengasihi Engkau).


Ungkapan penuh cinta ini menjadi tema utama perayaan Syukur Perak 25 Tahun Hidup Membiara Suster Josephine, SSPS. Perayaan ini bukan sekadar penanda waktu, melainkan perayaan ziarah hidup yang diukir dalam doa, pengorbanan, dan pelayanan penuh kasih kepada Sang Kasih Sejati.


Jejak Panggilan: Dari “Fiat” Menuju Pelayanan Total


Dua puluh lima tahun lalu, Suster Josephine dengan penuh iman mengucapkan, “Ecce ancilla Domini, fiat mihi secundum verbum tuum”. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Sejak saat itu, hidupnya menjadi kidung cinta yang dinyanyikan dalam keheningan biara dan hiruk pikuk ladang misi.


Kini, langit Flores seolah ikut bersyukur. Cahayanya menari lembut di bumi yang menjadi saksi bisu atas perjalanan rohani dan sosial seorang perempuan yang menyerahkan dirinya sepenuhnya dalam panggilan Tuhan.


Tangga Yakub: Doa yang Membumi, Kasih yang Menjulang


Hidup membiara bukanlah jalan mulus tanpa liku. Bagi Suster Josephine, itu adalah Tangga Yakub simbol penghubung antara dunia dan surga. Dalam keheningan doa, ia menyulam cinta. Dalam ladang pelayanan, ia menabur harapan dan keadilan.


Sebagai Ketua JPIC (Justice, Peace and Integrity of Creation), ia bukan hanya membela kaum kecil dan terpinggirkan, tetapi juga merawat ciptaan bumi yang semakin rapuh oleh ulah manusia. Tugas ini ia jalani dalam semangat Injil, menjadikan hidupnya perwujudan sabda Yesus dalam Lukas 4:18: "Injil diberitakan kepada orang miskin, pembebasan kepada orang tawanan."


Di tangan dan hatinya, cinta tidak menjadi kata-kata kosong. Ia menjadi nyata mengalir dalam advokasi, kehadiran, dan karya-karya kecil yang menyentuh sisi-sisi luka dunia.


Sr. Yosephine, SSPS lagi ucapkan Janji Kaul (Foto : istimewa)


Perak Hanyalah Fajar


Dalam refleksi batinnya yang mendalam, Suster Josephine menyampaikan kesadaran yang menyentuh banyak hati:


"Dua puluh lima tahun… terasa bagai sekejap dalam kekekalan kasih-Mu, Ya Rabbi. Dalam kerinduan dan pergulatan, dalam peluh pelayanan dan keheningan doa, Engkau teguhkan panggilanku. Aku mengasihi Engkau, Dilexi te, bukan karena kekuatanku, melainkan karena Engkau lebih dahulu mencintaiku dengan cinta yang mengukir salib", ujarnya.


Ia mengaku belajar bahwa merawat bumi berarti menghormati sidik jari Sang Pencipta, dan membela yang hina berarti menyentuh luka Yesus yang bangkit. Maka baginya, perak ini bukanlah puncak, melainkan fajar yang menantikan sang surya kekekalan.


Menyala sebagai Suluh Cinta


Perayaan ini bukan sekadar pesta rohani. Ia menjadi saksi bahwa di dunia yang bising dan penuh perubahan, masih ada jiwa yang memilih untuk diam dan mengasihi dalam kesetiaan. Bahwa masih ada yang percaya bahwa mengasihi bukan untuk dilihat, tapi karena telah lebih dahulu dikasihi.


Doa dan pelayanan Suster Josephine menjadi suluh kecil yang menerangi sekitarnya. Dalam ketersembunyian, ia menghadirkan kasih yang hangat, menyentuh yang luka, dan merawat yang rapuh. Cintanya bukan untuk dikenang, tapi untuk diteladani.


Ad multos annos, Suster Josephine! Semoga kidung “Dilexi te” terus bergema dalam setiap langkahmu. Teruslah menjadi suluh cinta yang menyala dalam doa dan terbakar dalam pelayanan. Fiat voluntas tua! Soli Deo Gloria.***(NP/Gonzales B)


Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2021 — NUSA PAGI