Advertisement
Scroll Keatas Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

Renungan Katolik Minggu, 24 Agustus 2025 : Berjuanglah Untuk Masuk Melalui Pintu Yang Sempit

   
Renungan Katolik Minggu, 24 Agustus 2025 : Berjuanglah Untuk Masuk Melalui Pintu Yang Sempit

Renungan Katolik Minggu, 24 Agustus 2025 : Berjuanglah Untuk Masuk Melalui Pintu Yang Sempit

Renungan Katolik Minggu, 24 Agustus 2025 : Berjuanglah Untuk Masuk Melalui Pintu Yang Sempit

oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK


SALVE bagimu para saudaraku yang terkasih dalam Kristus Tuhan. Sudahkah Anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan Sang sumber hidup? Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa XXI.


Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 13: 22 - 30, yakni siapa yang diselamatkan. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus tidak menjanjikan jalan yang mudah, tetapi Ia menjanjikan keselamatan bagi mereka yang setia kepada-Nya. 


Di zaman yang serba instan ini, kita cenderung memilih jalan yang cepat, jalan pintas, dan nyaman. Namun, Kerajaan Allah bukanlah hasil dari kemudahan, melainkan buah dari kesetiaan dalam penderitaan. Oleh karena itu, pintu yang sempit menuntut kita untuk merendahkan diri, meninggalkan ego, dan memikul salib setiap hari. 


Kita dipanggil bukan hanya untuk mengenal Tuhan, tetapi untuk hidup dalam kehendak-Nya, melalui doa, ibadat yang sungguh, dan ekaristi yang berakar, serta tindakan KASIH yang nyata.


*Puncta (poin) Renungan:*


_Pertama_ *Pintu yang sempit adalah Kerajaan Allah, tempat keselamatan dan kehidupan kekal*. _Kedua_ *Masuk ke dalamnya bukan perkara mudah, tetapi membutuhkan perjuangan, ketekunan, dan kesetiaan*._Ketiga_ *Tidak ada jalan pintas, jalan instan,menuju kemuliaan, hanya ada jalan sempit, jalan salib yang penuh pengorbanan & penderitaan*. _Keempat_ *Buah dari perjuangan itu nyata, melalui: doa, ibadat yang tekun, & ekaristi yang hidup serta konsisten, dan KASIH yang tulus, pengampunan tanpa syarat, serta pelayanan yang tanpa pamrih*.


*Pertanyaan Refleksi:*


1. Jalan mana yang lebih sering aku pilih dalam hidup rohani atau spiritualku, jalan sempit yang menuntut pengorbanan, atau jalan luas yang nyaman namun menjauhkan dari salib Kristus?


2. Apakah aku sudah sungguh berjuang dalam doa, ibadat, & ekaristi serta pelayanan sebagai bentuk kesetiaanku kepada Kristus, atau masih memilih untuk menunda dan mencari alasan?


3. Dalam hal mengasihi, mengampuni, dan melayani, adakah orang atau situasi yang masih sulit aku terima dengan tulus, dan bagaimana aku bisa mulai melangkah untuk berubah?

*Selamat berefleksi...& Selamat berhari Minggu*🙏🙏

Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2020 — NUSA PAGI