![]() |
Penyerahan secara simbolis Sertifikat Pelatihan Jurnalistik Bagi Siswa - Siswi SMA Alsiora Ende Oleh Ketua PAWE, Dedi Wolo Kepada Perwakilan Sekolah (Foto : Sekret PAWE Ende) |
Ende - Nusapagi.com || Aura semangat memenuhi aula SMA Alsiora Ende, ketika lebih dari 30 siswa dari kelas X hingga XII mengikuti Pelatihan Dasar Jurnalistik yang digelar oleh Persatuan Wartawan Ende (PAWE) Kamis (7/8). Bukan sekadar pelatihan biasa, kegiatan ini menjelma menjadi medan tempur pemikiran kritis, semangat literasi media, dan gerakan membentuk karakter siswa yang melek informasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi media yang rutin digelar PAWE di sekolah-sekolah. Para peserta disuguhi materi padat berisi mulai dari teknik menulis berita, prinsip etika jurnalistik, hingga praktik langsung di lapangan. Semua dikemas dalam suasana interaktif, aplikatif, dan penuh greget.
“Kami ingin siswa-siswi SMA Alsiora Ende memahami pentingnya informasi yang benar dan akurat. Dengan pelatihan ini, mereka bisa belajar bagaimana menulis berita yang baik, sekaligus membentuk karakter kritis dan bertanggung jawab,” ujar Ketua PAWE, Dedi Wolo, yang tampil sebagai pemantik semangat peserta sejak awal.
Tak hanya berhenti di teori, sesi praktik jurnalistik menjadi sorotan utama. Para siswa dibagi ke dalam kelompok kecil dan ditantang membuat laporan hasil observasi dan wawancara di lingkungan sekolah. Dengan penuh antusias, mereka menyalurkan rasa ingin tahu lewat pena dan kertas, lalu langsung menerima evaluasi konstruktif dari para jurnalis PAWE.
Pihak sekolah pun menyambut hangat inisiatif ini. Viktor Kota Petu, guru PPKn yang mewakili Kepala SMA Alsiora, mengaku kegiatan ini membawa napas segar bagi dunia pendidikan.
“Ini pengalaman langka dan sangat berharga. Siswa bisa menyerap ilmu dari para praktisi yang benar-benar memahami medan jurnalistik,” ungkapnya.
Senada dengan itu, guru sejarah Selvinus Yohakim Veko menilai pelatihan ini adalah langkah konkret menangkal hoaks dan banjir informasi di era digital. Ia menegaskan bahwa siswa bukan hanya diajarkan menulis, tapi juga diajak berpikir logis dan etis.
“Melalui pelatihan ini, mereka belajar memilah mana informasi yang layak dipercaya, sekaligus mengasah kepekaan terhadap kebenaran,” ujarnya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung hidup, disusul penyerahan sertifikat partisipasi kepada seluruh peserta. Foto bersama menjadi penanda kebersamaan dan keberhasilan pelatihan yang menggugah ini.
Dengan semangat yang terus menyala, PAWE membuktikan bahwa jurnalisme bukan hanya milik ruang redaksi, tapi juga ruang kelas. Dari Alsiora, benih-benih wartawan masa depan mulai tumbuh—siap menjadi garda terdepan penyampai kebenaran di tengah gelombang informasi yang kian deras. ***(NP/ Efrid Bata)
Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.