Advertisement
Gulir Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

Nando Watu Beri Training Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal Bagi 4 Desa Wisata di Ende

   
Nando Watu Beri Training Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal Bagi 4 Desa Wisata di Ende

Nando Watu Beri Training Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal Bagi 4 Desa Wisata di Ende

Nando Watu saat memberikan materi Pelatihan Kewirausahaan di Rumah Ekraf Victory Moni (Foto : istimewa)

Ende - Nusapagi.com || Anggota DPRD Kabupaten Ende, Ferdinandus Watu atau yang akrab disapa Nando memberikan pelatihan intensif tentang kewirausahaan desa berbasis potensi lokal kepada perwakilan dari empat desa wisata di Kabupaten Ende. Kegiatan ini berlangsung di Rumah Ekraf Victory NTT, Moni, Desa Koanara, Senin, 14 Juli 2025 dalam program yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.


Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta dari empat desa wisata: Waturaka, Koanara (Kecamatan Kelimutu), serta Wologai Tengah dan Golulada (Kecamatan Detusoko).


Dalam paparannya, Nando menekankan pentingnya menggali potensi lokal setiap desa untuk menciptakan nilai tambah dan diferensiasi yang kuat. “Setiap desa punya keunikan. Itu harus dicari, digali, diberdayakan, dan dikemas secara estetik agar membentuk identitas yang kuat,” ujar Nando, yang juga dikenal sebagai pendiri Cafe Lepalio Detusoko.


Ia mendorong pentingnya branding produk berbasis potensi lokal yang dikembangkan melalui pendekatan kreatif dan digital. “Kalau mau desa dikenal, harus dikemas dengan estetika visual yang kuat, dipromosikan secara digital, dan dikelola oleh pribadi yang jujur dan inovatif,” tambahnya.


Lebih jauh, mantan Kepala Desa Detusoko Barat itu menyoroti pentingnya mindset kewirausahaan di kalangan perangkat desa. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan di desa mulai dari kepala desa, BPD, hingga ketua kelompok masyarakat untuk menumbuhkan jiwa inovatif dalam pengelolaan dana desa dan pengembangan program-program ekonomi.


“Desa punya kewenangan besar, ada dana pemberdayaan, ada BUMDes, kelompok tani, Pokdarwis, hingga koperasi. Tapi tantangan kita justru di kreativitas dan jiwa wirausaha. Sayangnya, uangnya maksimal, tapi kreativitasnya minimal,” kata Nando dengan nada reflektif.


Mengutip Bung Hatta, Nando mengingatkan bahwa nyawa Indonesia ada di desa. Ia mengajak peserta membangun kolaborasi nyata untuk memantik ekonomi kreatif lewat kegiatan berbasis komunitas seperti festival desa, pameran produk lokal, hingga pasar kreatif (pop-up market).


“Kalian harus punya brand event sendiri. Kita perlu menarik pasar datang ke desa, bukan sebaliknya. Buat event yang punya daya tarik dan ciri khas. Kalau kalian punya komitmen, saya siap support dari sisi ide, regulasi hingga anggaran,” tegasnya.


Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Dispar Kabupaten Ende, Muhamad Sahab, SH, serta perwakilan Dispar Provinsi NTT, Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif Joni Lie Lodo, SH. Keduanya menegaskan dukungan pemerintah untuk inisiatif-inisiatif berbasis ekonomi kreatif di tingkat desa.


Pelatihan ini diharapkan menjadi titik awal kolaborasi nyata antar desa wisata untuk menciptakan produk unggulan, festival lokal, dan gerakan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. “Mari kita bangun desa dari bawah, lewat ide dan aksi bersama,” tutup Nando.


Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2021 — NUSA PAGI