![]() |
| Material pembangunan di depan Kapela Santa Bernadethe Wolomage (Foto : NP/EB) |
Ende - Nusapagi.com || Suasana Desa Wolomage, Jumat pagi, dipenuhi kegembiraan dan semangat gotong royong. Umat Stasi Wolomage menandai awal perjalanan besar mereka di mana dimulainya Pembangunan Rehabilitasi Kapela Santa Bernadethe melalui pekerjaan penggalian fondasi, Jum'at (12/12/2025)
Kegiatan ini menjadi momen bersejarah bagi umat, yang selama bertahun-tahun mendambakan rumah ibadah yang lebih layak dan memadai. Dengan kerja keras panitia dan dukungan luas masyarakat, mimpi tersebut kini mulai terwujud.
Panitia Pembangunan yang diketuai Antonius Mema, bersama sekretaris Efrid Bata dan bendahara Fransiskus Mamo, menjadi garda terdepan dalam persiapan administrasi, koordinasi, hingga teknis pelaksanaan. Mereka bekerja tanpa lelah untuk memastikan setiap tahap pembangunan berjalan terarah.
Ketua Stasi Wolomage, Yohanes Berchmans Saputra, hadir sejak pagi. Ia memberikan motivasi kepada umat, menerima laporan lapangan, dan memastikan bahwa seluruh warga terlibat serta merasa menjadi bagian dari karya bersama ini.
Di lapangan, pekerjaan teknis dipimpin Fransiskus Seda selaku Seksi Pembangunan sekaligus Kepala Tukang. Dengan pengalaman panjang dan komitmen kuat, ia membagi peran setiap umat: dari mengangkut batu, mengayak pasir, menggali fondasi, hingga menata material.
Enam Kelompok Umat Basis yakni (KUB) Benteng Daud, Ratu Rosario, Bintang Timur, Bunda Penebus, Bunda Berdukacita, dan Pintu Surga turun sepenuhnya mendukung pembangunan ini. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, semua terlibat dengan sukarela.
Tidak ada yang bekerja sebagai tamu; semuanya hadir sebagai keluarga. Setiap ayunan cangkul dan setiap batu yang diangkat menjadi bentuk persembahan iman.
Pembangunan ini memperlihatkan sinergi seluruh elemen masyarakat. Hadir memberikan dukungan mulai dari Kepala Desa Wolomage beserta jajaran, Para Mosalaki sebagai penjaga adat, Tokoh masyarakat, dan Tokoh muda yang menjadi tenaga utama di lapangan.
Kehadiran mereka menegaskan bahwa pembangunan kapela bukan hanya urusan Gereja, tetapi urusan seluruh komunitas Wolomage. Sebuah komitmen bersama untuk menjaga warisan iman dan masa depan umat.
Kapela Santa Bernadethe telah lama melayani umat, namun kapasitasnya kini tidak lagi memadai. Pada hari-hari raya, banyak umat terpaksa mengikuti misa dari luar karena ruangan tidak cukup menampung jemaat. Kondisi fisik bangunan pun kian melemah, dinding rapuh, atap bocor, dan kusen kayu yang lapuk.
Karena itu, rehabilitasi kapela direncanakan berlangsung selama tiga tahun dengan estimasi biaya miliaran rupiah. Dana dikumpulkan melalui swadaya umat, proposal bantuan, dan dukungan para donatur yang ingin melihat rumah Tuhan tetap menjadi pusat doa dan kebersamaan.
Ketua Stasi Yohanes B. Saputra (Ghenwer ) menegaskan bahwa pembangunan ini tidak hanya menyasar aspek fisik, tetapi juga membangun harapan dan memperkuat persaudaraan umat.
“Ini rumah Tuhan kita. Jika kita bangun bersama, berkat-Nya pun akan dilimpahkan bersama,” ujarnya.
![]() |
| Swadaya Umat kerja gotong royong gali Fondasi (Foto :NP/EB) |
Wajah-wajah umat yang hadir mencerminkan optimisme. Ada harapan yang tumbuh, kebanggaan yang mengalir, dan sukacita yang terpancar lewat gotong royong.
Penggalian fondasi hari ini hanyalah langkah pertama. Namun fondasi persatuan yang dibangun dari peluh, kerja keras, tawa, serta doa telah lebih dulu tertanam kuat.
Dengan semangat kebersamaan yang menyala, umat Wolomage percaya bahwa Kapela Santa Bernadethe yang baru kelak bukan hanya megah secara fisik, tetapi juga kokoh karena dibangun dengan cinta dan persatuan.
Hari ini, Wolomage menorehkan sejarah: “Kami membangun karena kami percaya.” tutup Ghenwer.***(NP/Efrid Bata)



Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.