![]() |
| Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Ende, bersama Ketua Panitia KKR dan para Pendeta saat foto bersama di acara pembukaan kegiatan KKR di GSJA Ende (Foto : NP/EB) |
Ende - Nusapagi.com || Peringatan Hari Ulang Tahun Gereja Reformasi tingkat Kabupaten Ende berlangsung penuh sukacita dan makna rohani yang digelar di gereja GSJA Ende, Rabu (12/11/2025). Kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang digelar di bawah tema “Reformasi dalam Bingkai Kebersamaan” ini menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat reformasi gereja yang diwariskan sejak masa Martin Luther, dalam semangat persaudaraan antar denominasi.
Acara dimulai dengan penayangan video singkat bertajuk “Gereja Reformasi dalam Bingkai Kebersamaan” yang menampilkan perjalanan dan kebersamaan gereja-gereja Reformasi di Kabupaten Ende. Video tersebut disusul dengan pemaparan tentang keberadaan gereja-gereja Reformasi oleh Sekretaris Forum Komunikasi Umat Kristen (FKIUK) Ende.
Ketua Panitia, Ps. Urbanus Steven Sewa, S.Th, dalam sambutannya mengatakan bahwa perayaan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga sebuah panggilan untuk menghidupkan kembali semangat reformasi yang otentik.
“Kami menyadari dan menghargai para pejuang reformasi masa lalu. Spirit reformasi harus terus hidup dari generasi ke generasi, dalam semangat kebangkitan gereja yang holistik. KKR ini kami maknai sebagai bentuk kehadiran Tuhan di tengah komunitas yang rindu akan pembaruan iman,” ujar Ps. Urbanus.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, Bapak Nikolaus Nama Payon, S.Ag, dalam sambutannya menegaskan refleksi historis mengenai makna reformasi gereja dan nasional.
Menurutnya, Hari Reformasi sejatinya berakar dari pergerakan Martin Luther pada tahun 1517, yang menjadi tonggak lahirnya gereja-gereja Protestan. Ia menambahkan, dalam konteks nasional, semangat reformasi juga menjadi simbol kebangkitan hak dan kebebasan beragama setelah runtuhnya rezim Orde Baru pada 1998.
“Perayaan ini jangan hanya gegap gempita, tetapi juga menjadi ruang refleksi. Sejauh mana gereja telah menjalankan semangat reformasi di tengah kehidupan umat. Reformasi sejati menuntun umat semakin mengenal Tuhan, bukan menjadikan agama sebagai Tuhan itu sendiri,” tegasnya.
Rangkaian ibadah KKR dipimpin oleh Pdt. Frans Onesimus Kansil, S.Th, yang membawakan Firman Tuhan dengan penuh penghayatan. Suasana ibadah semakin khusyuk dengan pujian dan penyembahan dari tim Praise & Worship, diikuti doa persembahan oleh Pdt. Jhon Beke Laka, serta pengumpulan kolekte yang dilayani oleh Tim GBI Efrata Ende.
![]() |
| Para Jemaat yang mengikuti kegiatan KKR |
Acara dilanjutkan dengan penyerahan cendera mata kepada narasumber dan tokoh undangan, yaitu Pdt. Frans Onesimus Kansil, S.Th dan Bapak Nikolaus Nama Payon, S.Ag, sebagai tanda penghargaan atas dukungan mereka dalam kegiatan rohani lintas denominasi ini.
Keberagaman denominasi yang hadir menjadi simbol nyata dari tema besar perayaan kali ini: “Reformasi dalam Bingkai Kebersamaan.”
Melalui momentum ini, Gereja-Gereja Reformasi di Kabupaten Ende menegaskan kembali panggilannya untuk hidup dalam kesatuan iman, melayani masyarakat dengan kasih, dan meneladani semangat reformasi yang tidak lekang oleh waktu, sebuah reformasi yang bukan hanya dogmatis, tetapi juga praksis dalam tindakan kasih kepada sesama.***(NP/Efrid Bata)



Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.