Advertisement
Scroll Keatas Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

Renungan Katolik Minggu 2 November 2025 : Janji yang Tak Pernah Ingkar

   
Renungan Katolik Minggu 2 November 2025 : Janji yang Tak Pernah Ingkar

Renungan Katolik Minggu 2 November 2025 : Janji yang Tak Pernah Ingkar

Janji yang Tak Pernah Ingkar
Oleh : Fr. M Yohanes Berchmans, BHK 
 

SALVE, saudaraku terkasih dalam Kristus. Pernahkah kita mengingkari janji? Sebagai orang tua, guru, pemimpin, politisi, orang muda, bahkan anak-anak kita semua pernah gagal menepati kata-kata yang kita ucapkan. Kerap kali keterbatasan, kelemahan, atau ketidakkonsistenan membuat kita tidak setia. Namun hari ini, Gereja mengarahkan pandangan kita kepada Dia yang setia selamanya: Yesus Kristus, Sang Roti Hidup.


Injil Yohanes 6 : 37–40 mengingatkan kita pada salah satu janji paling agung yang pernah disampaikan Tuhan: janji keselamatan dan kebangkitan bagi setiap orang yang percaya. Yesus berkata bahwa siapa pun yang datang kepada-Nya tidak akan pernah ditolak, dan bahwa kehendak Bapa adalah agar orang beriman tidak binasa, tetapi dibangkitkan pada akhir zaman.


Inilah janji yang tak pernah ingkar. Inilah dasar harapan kita sebagai orang Kristiani. Hari ini, dalam peringatan arwah semua orang beriman, Gereja menegaskan kembali kepercayaan ini. Kita berdoa untuk mereka yang telah mendahului kita, bukan dalam keputusasaan, tetapi dalam pengharapan. Mereka tidak hilang. Mereka tidak lenyap. Mereka menantikan pemenuhan janji kebangkitan yang pasti digenapi oleh Kristus.


Di tengah dunia yang mudah menakutkan kita dengan realitas kematian, Yesus mengangkat kepala kita dan berkata:


“Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”


Kematian bukan penutup cerita, melainkan pintu menuju kehidupan kekal. Karena itulah, memperingati arwah orang beriman berarti mempercayakan mereka sepenuhnya pada iman Gereja: bahwa mereka berada dalam genggaman Sang Penyelamat yang setia.


Peringatan hari ini juga mengajak kita untuk bercermin: Jika Kristus setia pada janji-Nya, apakah kita pun setia pada janji yang kita ucapkan?


Janji kepada Tuhan, dalam doa dan komitmen batin. Janji kepada sesama, dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan panggilan hidup.


Sering kali kita menganggap remeh janji. Padahal, ketika kita tidak menepatinya, kita melanggar perintah Allah, terutama perintah ke-8: jangan mengucapkan saksi dusta. Janji yang diingkari adalah bentuk kebohongan; kebohongan adalah dosa.


Maka hari ini adalah kesempatan untuk bertobat. Untuk kembali menata hidup. Untuk menepati janji dengan ketulusan. Dan untuk belajar dari Yesus bahwa kesetiaan bukan sekadar kata-kata, tetapi tindakan nyata yang menyatakan kasih.


Ketika kita setia pada janji-janji kita, Kristus menyempurnakannya dengan janji-Nya sendiri: Ia akan membangkitkan kita pada akhir zaman.


Pertanyaan Refleksi


1. Apakah saya sungguh percaya bahwa janji Yesus untuk membangkitkan orang beriman akan digenapi, termasuk bagi mereka yang telah mendahului saya?

2. Dalam hidup saya saat ini, apakah saya sudah berusaha setia pada janji dan komitmen yang pernah saya ucapkan kepada Tuhan dan sesama?

3. Apa yang dapat saya pelajari dari kesetiaan Yesus, agar saya pun hidup lebih jujur, bertanggung jawab, dan penuh kasih dalam peran saya sebagai orang beriman?

Selamat berefleksi dan selamat berhari Minggu.



Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2020 — NUSA PAGI