Advertisement
Scroll Keatas Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

ETMC 2025 Pecahkan Rekor Antusiasme: Ende Menyala, NTT Menyatu Lewat Sepak Bola

   
ETMC 2025 Pecahkan Rekor Antusiasme: Ende Menyala, NTT Menyatu Lewat Sepak Bola

ETMC 2025 Pecahkan Rekor Antusiasme: Ende Menyala, NTT Menyatu Lewat Sepak Bola

ETMC 2025 Pecahkan Rekor Antusiasme: Ende Menyala, NTT Menyatu Lewat Sepak Bola
Gubernur NTT, Melki Lakalena saat membuka secara resmi ETMC ke XXXIV di Ende (Foto : istimewa)

Ende - Nusapagi.com || Kota Ende berubah menjadi lautan manusia. Minggu (9/11/25), ribuan warga tumpah ruah memenuhi setiap jengkal Stadion Marilonga untuk menyaksikan pembukaan Eltari Memorial Cup (ETMC) ke-34. Suara drum menggema, bendera berkibar, dan sorakan suporter membahana, menjadikan momen ini salah satu pembukaan turnamen terbesar dalam sejarah NTT.


Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena pun tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya. “Pembukaan ini lebih megah dari banyak event olahraga lain di NTT,” ujarnya sambil mengangkat jempol. Kata-kata itu bukan sekadar pujian, Ende benar-benar menjelma menjadi pusat energi masyarakat NTT.


Sejak pagi, arus konvoi suporter dari berbagai kabupaten bergerak menuju stadion. Tribun penuh sesak, namun suasana terasa hangat: warga lokal, perantau, bahkan tokoh adat duduk berdampingan tanpa sekat. Tidak ada status sosial, tidak ada perbedaan pilihan. Di Stadion Marilonga hanya ada satu identitas yang mengemuka: Orang NTT yang bersatu lewat sepak bola.


Gubernur Melki menegaskan bahwa di tengah situasi sosial yang mudah terbelah, ETMC menjadi ruang pemersatu.


“Ini adalah ruang persaudaraan yang merangkul siapa saja,” tegasnya.


Dia menambahkan sebagai tuan rumah, Ende tidak hanya menjadi lokasi pertandingan. Kota sejarah tempat Bung Karno menemukan ilham Pancasila itu kembali memancarkan nilai gotong royong, nilai yang terasa nyata selama gelaran ETMC.


"Bukan hanya stadion Marilonga Ende yang bergemuruh. Ekonomi lokal pun ikut hidup. Penjual makanan, pedagang asongan, hingga pelaku UMKM menikmati dampak langsung dari membludaknya pengunjung," pungkasnya.


Mama Tina, pedagang asongan yang setia berkeliling di Stadion Marilonga, mengaku pendapatannya melonjak drastis.


“Acara ini benar-benar bantu ekonomi kami. Pendapatan jauh lebih besar dari hari biasa,” tuturnya sambil tersenyum.


Gubernur Melki menekankan bahwa ETMC bukan sekadar pesta olahraga. “Event ini adalah injeksi ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.


Selain itu Gubernur Melki juga menyoroti agar ETMC tetap menjalankan perannya sebagai panggung lahirnya talenta muda NTT. Turnamen ini selama bertahun-tahun menjadi ladang pembentukan pemain yang kemudian bersinar di level nasional; sebut saja Marcelino, Yabes Roni, hingga Victor Dethan.


"Dengan pengelolaan yang semakin profesional, NTT diyakini berpeluang besar menjadi pemasok pemain berkualitas ke kancah nasional di masa depan," ungkapnya.


Tim Pertama yang tampil berlaga seusai opening Ceremony adalah Perse melawan Citra Bakti Ngada (CBN). Pertandingan pertama ini langsung menyajikan drama. Meski tampil di kandang sendiri dengan dukungan luar biasa, Perse Ende justru dipaksa mengakui keunggulan Citra Bakti Ngada dengan skor tipis 1–2. Hasil tersebut menjadi pengingat bahwa sepak bola adalah panggung penuh kejutan.


Namun dari sanalah ETMC menemukan rohnya: pertarungan, sportivitas, dan keteguhan.


Di tengah dunia yang mudah terbelah oleh perbedaan, ETMC 2025 hadir sebagai jembatan yang menyatukan masyarakat NTT. Sorakan suporter, tepuk tangan, hingga tawa anak-anak di tribun berpadu menjadi pesan yang jelas: NTT bisa bersatu, dan sepak bola adalah bahasanya.


ETMC bukan hanya kompetisi. Ia adalah cermin masyarakat NTT penuh semangat, kompak, dan percaya pada masa depan yang lebih baik.*** (NP/Efrid Bata)



Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2020 — NUSA PAGI