Advertisement
Scroll Keatas Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

Longsor di Mbewo Desa Roga Ndona Timur Lumpuhkan Akses Tujuh Desa, Warga Desak Penanganan Cepat

   
Longsor di Mbewo Desa Roga Ndona Timur Lumpuhkan Akses Tujuh Desa, Warga Desak Penanganan Cepat

Longsor di Mbewo Desa Roga Ndona Timur Lumpuhkan Akses Tujuh Desa, Warga Desak Penanganan Cepat

Longsor di Mbewo Desa Roga Ndona Timur Lumpuhkan Akses Tujuh Desa, Warga Desak Penanganan Cepat
Material Longsor berupa batu besar menutupi seluruh badan jalan di Mbewo Desa Roga (Foto : Herman Y.Kila)


Ende - Nusapagi.com || Peristiwa longsor yang terjadi pada 8 September 2025 di Kecamatan Ndona Timur Kabupaten Ende, hingga kini masih menyisakan dampak serius bagi kehidupan masyarakat karena belum mendapatkan penanganan serius. 


Hal itu dikatakan Kasi Pol.PP Kecamatan Ndona Timur, Herman Y.Kila saat diwawancarai wartawan di Ende, Jum'at (03/10/2025)


Kasi Pol.PP Kecamatan Ndona Timur, Herman Y.Kila 

Dia menuturkan Longsor yang terjadi di Kecamatan Ndona Timur disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi beberapa waktu lalu. 


Longsor yang terjadi di Desa Roga ada 4 titik, dan satu titik yang paling parah yakni di kampung Mbewo Dusun Mbewo Desa Roga.


"Akibat longsor tersebut material longsor berupa batu besar berukuran 9–10 meter serta material lumpur menutupi seluruh badan jalan", imbuhnya.


Dia juga mengungkapkan bahwa pihak kecamatan sudah berupaya melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Bupati Ende, pada Jumat, 12 September 2025.


"Saat itu Bupati Ende telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera menangani longsoran. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tindak lanjut di lapangan", tandasnya.


Dia menuturkan Masyarakat Ndona Timur berharap adanya penanganan cepat dari pihak Pemerintah Kabupaten Ende. Mereka sudah berinisiatif melakukan pembersihan secara mandiri, namun akibat material longsor yang terlalu besar maka sulit untuk diatasi.


Akibat tertutupnya akses utama di Kampung Mbewo, arus ekonomi warga terganggu. Mobilisasi orang, barang, dan jasa dari arah Kota Ende hanya bisa sampai di titik longsor, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki atau berganti kendaraan kecil menuju desa-desa lain. 


"Setidaknya tujuh desa terdampak langsung karena Kampung Mbewo merupakan pintu gerbang utama menuju wilayah lain di Kecamatan Ndona Timur," paparnya.


Untuk sementara kendaraan besar tidak bisa melewati jalur ini, hanya mobil pick-up yang bisa melintas setelah warga bergotong royong menata batu alam untuk dijadikan jalur darurat.


Hal itu pun sifatnya sementara apabila tidak cepat dilakukan penanganan, dan hujan masih terus terjadi maka akan mengakibatkan longsoran lebih parah lagi sehingga bisa mengancam keselamatan warga.


"Kondisi ini semakin menekan aktivitas perekonomian masyarakat yang kini serba terbatas. Warga berharap pemerintah segera bertindak agar akses menuju desa-desa di Ndona Timur bisa segera normal kembali," pintanya


Sebagai jalur alternatif, warga mencoba melewati rute lewat Saga. Namun, kondisi jalan di sana juga sulit dilalui karena lumpur yang cukup dalam hingga setinggi lutut.***(NP/Efrid Bata)


Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2020 — NUSA PAGI