![]() |
Oleh : Fr. M.Yohanes Berchmans,BHK |
Salve..... Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus, Renungan Minggu Biasa XXVI Minggu, (28/09/2025) mengangkat tema “Penyesalan Selalu Datang Terlambat”, sebuah refleksi iman yang mengingatkan umat Kristiani untuk tidak menunda berbuat kebaikan dalam hidup.
Renungan yang diinspirasi dari Injil Lukas 16:19-31 ini menampilkan kisah kontras antara seorang kaya yang hidup bergelimang kemewahan dan Lasarus si miskin yang tergeletak di depan pintu rumahnya. Ironisnya, hewan peliharaan sang kaya justru lebih menunjukkan kepedulian kepada Lasarus daripada tuannya sendiri.
“Orang kaya itu memiliki segalanya secara materi, namun ia miskin secara hati nurani. Ia buta secara indrawi dan batiniah, tak mampu melihat penderitaan yang ada tepat di hadapannya. Penyesalan itu baru datang setelah hidupnya berakhir, ketika ia menderita dalam nyala api neraka,” demikian isi renungan.
Sebaliknya, Lasarus yang miskin secara materi justru kaya secara rohani. Ia akhirnya menikmati sukacita abadi di pangkuan Abraham. Kisah ini menjadi peringatan nyata bahwa harta duniawi tidak menjamin kebahagiaan kekal jika tidak digunakan untuk berbagi kasih.
Renungan ini menegaskan tiga pokok penting:
1. Kekayaan bukanlah dosa, tetapi ketidakpedulian adalah kejatuhan.
2. Hati yang tertutup bagi sesama adalah awal kebutaan rohani.
3. Memberi bukan soal jumlah, melainkan soal ketulusan dan belas kasih.
Karena itu, umat diajak untuk menggunakan waktu hidup sebagai kesempatan berziarah yang bermakna. “Bacaan ini bukan sekadar kisah masa lalu, tetapi peringatan yang hidup bagi kita semua. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Gunakan berkat yang Tuhan titipkan untuk menjadi saluran kasih bagi sesama,” lanjut renungan tersebut.
Pertanyaan reflektif pun diajukan: Apakah kita cukup peka terhadap penderitaan sekitar? Apakah berkat yang kita terima sudah menjadi saluran kasih bagi sesama? Dan jika hari ini adalah hari terakhir hidup kita, apakah kita akan bersukacita atau justru menyesal?
Renungan Minggu ini menutup dengan ajakan penuh makna: “Jangan biarkan penyesalan menjadi akhir cerita hidup kita. Biarlah kemurahan hati menjadi awal sukacita kekal.”
Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.