![]() |
| Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat saat Pembukaan Sosialisasi Pengolahan Sampah di Gedung PLUT Labuan Bajo (Foto ; NP/ GB) |
Labuan Bajo - Nusapagi.com || Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal) Bali dan Nusa Tenggara menggelar Sosialisasi dan Pembinaan Pengelolaan Sampah untuk Sektor Hotel, Restoran, Kafe, dan Kapal (Horeka-ka) Klaster Pulau Flores, Kamis (21/08/2025). Acara yang berlangsung di Gedung PLUT Labuan Bajo ini menekankan pentingnya penanganan sampah dari sumbernya untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di destinasi super prioritas tersebut.
Dalam sambutan daringnya, Kepala Pusdal Bali dan Nusa Tenggara, Ni Nyoman Sarti, menilai perkembangan pariwisata Manggarai Barat, khususnya Labuan Bajo, patut diapresiasi, namun juga memunculkan tantangan lingkungan besar.
“Pariwisata tidak saja membawa devisa dan lapangan pekerjaan, tetapi juga permasalahan lingkungan. Tekanan terhadap daya dukung dan daya tampung wilayah semakin berat,” tegasnya.
Ia memaparkan, timbulan sampah di Manggarai Barat mencapai 51.000 ton per tahun, dengan sekitar 30% berasal dari sektor Horeka-ka dan pariwisata.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Drs. Fransiskus S. Sodo, yang hadir saat membuka kegiatan, mengungkapkan kompleksitas persoalan sampah di daerah tersebut.
“Di hulu, pemilahan sampah organik dan anorganik belum berjalan. Di tengah, fasilitas TPS 3R masih jauh dari optimal. Di hilir, TPA Waraloka masih open dumping, dan lebih dari 16% sampah berakhir di sana. Ini sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, TPA Waraloka yang hampir penuh diperkirakan hanya mampu bertahan 2-3 tahun ke depan.
“Jika penanganan tidak diperbaiki, TPA bisa jebol. Karena itu, kolaborasi semua pihak, terutama dari sektor Horeka-ka yang jumlahnya sekitar 600-700 unit, sangat penting,” tegas Sekda.
Sosialisasi ini dihadiri perwakilan Dinas Lingkungan Hidup se-Klaster Flores, asosiasi PHRI, pelaku usaha Horeka-ka, dan pegiat lingkungan. Kegiatan ini bertujuan memperkuat komitmen pelaku usaha dalam mendukung target nasional pengelolaan sampah 51,2% pada akhir 2025 dan 100% pada 2029.
Sekda Manggarai Barat menyampaikan optimismenya.
“Kami bersyukur, bersama masyarakat dan para local hero lingkungan, Manggarai Barat sudah berhasil mengelola 41,7% sampah. Target 51,2% akhir tahun ini sangat mungkin tercapai,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini juga dipaparkan materi strategis, antara lain:
1). Kebijakan Nasional Pengelolaan Sampah,
2). Sosialisasi program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER),
3). Berbagi praktik terbaik pengelolaan sampah dari sektor Horeka-ka.
Diharapkan, langkah ini tidak hanya memperkuat kesadaran pelaku usaha, tetapi juga menjadi pijakan penting dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang berkelas dunia sekaligus ramah lingkungan. (NP/ Gonzales B)



Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.