Bupati Ende Bilang Kritikan adalah Obat, Pahit dan Tidak Enak Didengar Tapi Menyembuhkan

Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, SH., MH saat menyampaikan Pidato perdana di Rapat Paripurna DPRD Ende (Foto : NP/EB)

Ende - Nusapagi.com ||  Saat menyampaikan Pidato perdana di Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ende, Kamis (06/03/2025), Bupati Yosef Benediktus Badeoda, SH., MH menegaskan bahwa mimpi besarnya ialah membawa Kabupaten Ende menjadi Kabupaten yang maju dan modern.

Itulah mimpi kita bersama. Intinya kita bersatu hati dan berjuang bersama, karena sesungguhnya tidak ada masalah dan tantangan yang tidak dapat diselesaikan.

Sebagai pemimpin baru di era ini, saya dan Wakil Bupati dokter Domi Mere selalu membuka diri untuk berbagai informasi terhadap pendapat dan gagasan yang berseberangan, atau terhadap ide dan sikap yang berbeda, serta terhadap berbagai kritikan; karena bagi kami itu adalah ungkapan cinta.

"Kritikan adalah bagaikan obat, pahit dan tidak enak didengar tapi menyembuhkan," ujarnya.

Dia menambahkan bagi kami berdua adalah lebih baik mendengar kritikan di hari ini untuk kebaikan di hari esok, ketimbang mendengar kata penuh sanjungan tapi mengundang petaka di kemudian hari.

Mengakhri pidatonya, Bupati Yosef mengatakan bahwa dirinya punya kelemahan. 

"Saya bukan sosok yang pandai bicara, tetapi kelemahan ini sekaligus menjadi kekuatan bagi saya," imbuhnya.

Dari kelemahan itulah saya bisa menjadi seorang konseptor handal dan selalu sukses dalam karya, baik sebagai pengacara, anggota DPR RI maupun sebagai Bupati Kepala Daerah.

"Kelemahan saya ini membuat saya lebih banyak bekerja daripada berbicara,"tegasnya. 

Saya Orang Jakarta dan saya yakin dokter Domi pun orang yang tinggal di luar Ende.

"Bapa - ibu kami pastikan, kami datang sebagai abdi rakyat, pelayanan rakyat dan pemimpin rakyat, sehingga kami datang untuk melayani,"tutupnya.***(NP/Efrid Bata)