Advertisement
Scroll Keatas Untuk Lanjutkan Membaca
BREAKING NEWS

Festival Benih Leluhur dan Hidupnya "Besi Pare Tonu Wujo" di Pulau Adonara

   
Festival Benih Leluhur dan Hidupnya "Besi Pare Tonu Wujo" di Pulau Adonara

Festival Benih Leluhur dan Hidupnya "Besi Pare Tonu Wujo" di Pulau Adonara

Berbagai produk lokal dari Adonara NTT pada kegiatan Festival Benih Leluhur (Foto: NP/Betriks)

Adonara - Nusapagi.com || Direktorat KMA Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI melalui program ketahanan pangan kerjasama dengan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur selenggarakan kegiatan Festival Benih Leluhur. Kegiatan tersebut diselenggarakan sejak 18 s/d 21 Juni 2023 di Waiotan, Desa Pajinian, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Bapak Sjamsul Hadi,SH,MM disela-sela sambutannya  mengatakan Benih Leluhur adalah sesuatu yang suci dan sudah selayaknya kita jaga kelestariannya.

Dirinya mengatakan situasi dunia global saat ini mengalami krisis pangan dan kondisi alam pancaroba yang semakin tidak menentu. Oleh karena itu, menurutnya terdapat sepuluh objek kebudayaan dan kearifan lokal yang mestinya terus dipertahankan lebih khusus di bumi Lamaholot. Objek tersebut diantaranya tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional.

"Sepuluh objek kebudayaan tersebut sudah selayaknya mendapat tempat di hati masyarakat, dilestarikan dan terus digumuli oleh generasi penerus", kata Sjamsul Hadi.


Dijelaskannya Direktorat KMA Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI melalui program ketahanan pangan berkolaborasi dengan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan membuka lahan sebanyak-banyaknya agar masyarakat bisa bercocok tanam dengan baik.

Sementara itu, Penjabat Bupati Flores Timur yang diwakili Kepala Dinas Pertanian menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Direktorat dan penanggung jawab Festival  Benih Leluhur serta menitip harapan agar dihidupkannya kembali benih dalam mitos Besi Pare Tonu Wujo dan mendorong agar event ini terus berlanjut hingga terciptanya iklim pangan yang lebih menyejahterakan dan bernilai gizi tinggi.

"Pak penjabat mengapresiasi terselenggaranya festival ini. Beliau berharap benih dalam mitos  Besi Pare Tonu Wujo tetap dihidupkan kembali . Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui kelompok binaan  di pulau Adonara menghasilkan padi hitam dan merah yang terdaftar di kementrian Pertanian RI," Kata Kepala Dinas Pertanian Bapak Petrus Aran,S.P.

Hadir juga pejuang kedaulatan pangan Bunda "Sorgum" Maria Loretha, seorang "Tonu Wujo" modern sekaligus Ketua Perhimpunan Petani Sorgum (P2SKP) NTT. Dalam sambutannya Maria Loretha mengatakan bahwa benih yang sesungguhnya adalah nyawa orang yang memiliki kekuatan magis. Dijelaskannya orang muda memiliki potensi kuat untuk mempraktikkan inovasi teknologi leluhur dalam menyelamatkan benih dan lingkungan hidup.


Penanggungjawab pada kegiatan Festival Benih Leluhur ini adalah Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi dan Yayasan Agro Sorgum Flores. Yayasan ini mendapat kepercayaan langsung dari Direktorat  untuk menjadi tanggung jawab penuh dalam setiap Festival Benih Leluhur.

"Saya berharap orang muda yang mempunyai potensi agar bisa mempraktikkan inovasi teknologi dalam menyelamatkan benih dan lingkungan hidup. Bicara soal benih berarti kita bicara tentang nyawa," kata Bunda Loretha.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Sekolah Alam Sorgum, IFTK Ledalero, Local Champion, Pangan BAIK, Pemkab Flores Timur, serta Komunitas Petani dan Masyarakat Adat. *** (NP/Betriks Aran).

Add Comment

Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.


©2020 — NUSA PAGI