![]() |
| Oleh : Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK |
Salve, saudaraku yang terkasih dalam Kristus Tuhan. Di penghujung tahun 2025 ini, kita berdiri di sebuah ambang: antara yang telah berlalu dan yang akan datang. Ada kenangan yang masih hangat, ada luka yang belum sepenuhnya sembuh, ada syukur yang tulus, sekaligus kecemasan yang samar. Kita menutup satu halaman hidup, sambil menatap halaman baru yang masih kosong.
Di momen peralihan ini, Injil Yohanes membawa kita kembali pada kebenaran yang paling mendasar: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Firman itu tidak hanya hadir di awal sejarah, tetapi juga menembus setiap pergantian zaman. Firman itu telah menjadi manusia Yesus Kristus dan tinggal di tengah-tengah kita.
Tahun boleh berganti. Musim silih berganti. Zaman berubah. Kita menua. Keadaan hidup pun sering tidak sama lagi. Semua ini adalah bagian dari waktu kronos, alur waktu yang terus berjalan, tak bisa dihentikan, tak bisa diulang. Namun di tengah arus perubahan itu, Yohanes menegaskan satu kepastian yang menenangkan: Firman Allah tidak pernah berubah. Dialah Alfa dan Omega, Sang Awal dan Sang Akhir, Pemilik waktu dan kehidupan.
Ungkapan Latin tempora mutantur, et nos mutamur in illis mengingatkan kita bahwa waktu berubah dan kita pun berubah di dalamnya. Herakleitos, filsuf Yunani kuno, bahkan berkata bahwa segala sesuatu mengalir dan tidak pernah sama. Namun iman Kristiani melangkah lebih dalam: di tengah derasnya sungai perubahan, ada Batu Karang yang teguh, yaitu Yesus Kristus, Firman Allah yang tetap sama dari kekal sampai kekal.
Firman Tuhan bukan hanya tetap, tetapi juga hidup, relevan, dan aktual bagi setiap zaman. Seperti ditegaskan dalam Ibrani 13:8: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun sampai selama-lamanya.” Dialah pijakan yang kokoh ketika banyak hal terasa rapuh. Dialah kepastian ketika masa depan tampak samar.
Di sinilah kita diajak melampaui waktu kronos dan memasuki waktu kairos waktu Allah. Kairos adalah momen rahmat, kesempatan ilahi untuk bertobat, memperbarui diri, dan mengalami kasih Tuhan secara nyata. Kita tidak hanya menghitung detik dan tahun, tetapi menghayati setiap kesempatan sebagai ruang perjumpaan dengan Allah yang hidup.
Pesan Utama bagi Kita
Pertama, Herakleitos melihat arus perubahan, tetapi Kristus adalah pijakan. Waktu kronos terus berjalan, tetapi waktu kairos memberi makna di dalamnya.
Kedua, Herakleitos melihat gejala, tetapi Kristus memberi hakikat. Waktu kronos menghitung waktu, tetapi waktu kairos mengubah waktu menjadi kesempatan ilahi.
Ketiga, di tengah sungai perubahan, kita menemukan keteguhan dalam Firman Allah.
Waktu kronos membawa kita melewati pergantian tahun, tetapi waktu kairos mengundang kita untuk berjumpa dengan Kristus yang tidak pernah berubah.
Karena itu, marilah kita menyongsong tahun yang baru bukan hanya dengan kalender baru dan resolusi baru, tetapi dengan hati yang terbuka pada karya Allah. Kita boleh melangkah dengan tenang dan berani, sebab Tuhan yang sama yang menyertai kita di tahun lalu, akan tetap menyertai kita di tahun yang akan datang.
Dengan iman yang teguh, kita berani berkata: “Tahun boleh berganti, musim silih berganti, zaman berubah, manusia menua, keadaan berubah. Namun Engkau, Tuhan, tidak pernah berubah. Firman-Mu tetap relevan dan hidup untuk segala zaman. Di dalam waktu kronos kami berjalan, tetapi di dalam waktu kairos kami berjumpa dengan-Mu.”
Pertanyaan Refleksi
Di tengah arus perubahan hidup dan pergantian tahun, bagian mana dari Firman Tuhan yang paling meneguhkan langkahmu?
Bagaimana pengalaman pribadimu merasakan bahwa Yesus Kristus tetap sama, menyertai di masa lalu dan kini?
Komitmen iman apa yang ingin Anda bawa untuk menyongsong tahun baru, agar tetap berpijak pada Batu Karang yang teguh, yaitu Firman Allah?
Doa Singkat
Tuhan yang kekal, Engkau adalah Alfa dan Omega, Sang Waktu dan Pemilik kehidupan.Di tengah dunia yang terus berubah, kami bersyukur karena Firman-Mu tetap sama, hidup dan relevan untuk segala zaman. Kami menyerahkan tahun yang baru ke dalam tangan-Mu. Berilah kami iman yang teguh, hati yang tenang, dan keberanian untuk melangkah bersama-Mu. Biarlah kami selalu berpijak pada Batu Karang yang kokoh, yaitu Yesus Kristus, yang tetap sama kemarin, hari ini, dan sampai selama-lamanya. Amin.
Selamat berefleksi, dan selamat menyongsong tahun yang baru dengan iman dan harapan.**


Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.