![]() |
Tim Abdi Mas STPM lakukan konservasi di utara Kabupaten Ende, NTT |
Ende - Nusapagi.com || Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula-Ende bersama dengan Kelompok Sinar Laut Desa Watukamba-Kecamatan Maurole Kabupaten Ende melakukan aksi pengabdian kepada masyarakat melalui kegitan konservasi mangrove di pesisir pantai Aepetu, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende.
Kegiatan ini didukung dan didanai oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) melalui program dana untuk kesejahteraan dan ekonomi keberlanjutan masyarakat adat dan komunitas local (DANA TERA). Kegiatan ini melibatkan beberapa stakeholder yakni Pemerintahan kecamatan Maurole, pemerintah Desa Watukamba, siswa-siswi Sekolah Dasar Inpres (SDI) Nanganio.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat STPM Santa Ursula yang terdiri dari dua dosen Bapak Patricius Marianus Botha, S.Fil.,M.Si dan Sr. Yosefina Itu, S.Sos.,M.PA dan empat mahasiswa dari program studi Ilmu Sosiatri dan Ilmu Pemerintahan. Pihak lain yang juga membantu kegiatan ini adalah satu aktivis lingkungan hidup, Raymundus Minggu dan kelompok Peduli Alam, dari Kecamatan Wolowae Kebupaten Nagekeo. Kegiatan ini terjadi dilaksanakan sejak 20 Januari 2023 hingga puncak penanaman mangrove pada tanggal 25 Feberuari 2023.
Dosen STPM St Ursula yang juga ketua tim pengabdian masyarakat, Patricius Marianus Botha, S.Fil.,M.Si mengatakan kegiatan pengadian bersama kelompok Sinar Laut, didahului dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada Jumat, tanggal 20 Januari 2023. FGD bertujuan berdiskusi bersama kelompok mengenai permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat.
FGD juga bertujuan memperkenalkan bentuk-bentuk kegiatan yang ditawarkan dalam proposal yang disetujui oleh pihak pendana yakni BPDLH melalui program pengabdian kepada masyarakat Dana Tera. Diskusi ini melibatkan 19 anggota kelompok Hasil diskusi dituangkan dalam Kontrak Kerja Bersama kelompok mengetahui pemerintah desa Watukamba.
Dikatakanya kegiatan ini dilanjutkan dengan pelatihan pengembangbiakan dan restorasi hutan mangrove dan penguatan kapasitas kelompok. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dimaksudkan guna mendorong partisipasi masyarakat untuk mendukung usaha konservasi mangrove secara khusus dan turus menjaga Kawasan pesisir pada umumnya.
"Kegiatan diawali dengan pelatihan pengembangbiakan dan restorasi hutan mangrove pada sabtu, 18 Februari 2023. Model pelatihan yang dipakai adalah model presentasi materi dan pengenalan jenis bakau di pesisir pantai," katanya.
Dalam pelatihan ini tema-tema yang diangkat lebih pada pengenalan ekosistem hutan mangrove dan pemanfaatannya. Selanjutanya peserta dihantar pada pengenalan langsung beberapa jenis bakau di pesisir pantai serta praktek pembibitan dan cara menanam dan merawat bakau. Kegiatan ini didukung oleh Raymundus Minggu (aktivis Lingkungan) yang juga turut serta memberikan pelatihan.
Selanjutnya, pelatihan pengembangbiakan mangrove dilakukan untuk membekali kelompok dengan pengetahuan tentang mangrove dan ketrampilan dalam proses pengembangbiakan. Dalam kegiatan ini, kelompok belajar bersama proses mulai dari pembibitan, perawatan, penanaman dan yang terakhir pengawasan.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilanjutkan dengan pelatihan penguatan kapasitas kelompok Sinar Laut pada Jumat, 24 februari 2023. Kegiatan penguatan kapasitas kelompok lebih kepada penguataan pemahaman akan mitigasi bencana.
Narasumber dalam penguatan kapasitas ini adalah Sr. Yosefina Itu, S.Sos.,M.Si. Hasil dari kegiatan pelatihan ini adalah adanya sebuah draft struktur organisasi kelompok dan akan diperkuat lebih lanjut oleh kelompok. Selain itu kelompok juga diajarkan bagaimana menangani bencana dengan pendekatan kearifan lokal (aksi langsung menanam pohon waru pada halaman rumah sepanjang pesisir pantai).
Pada sesi diskusi pelatihan ditemukan beberapa masalah lingkungan yang diangkat oleh anggota kelompok yang diakibatkan oleh abrasi pantai. Dampak yang dirasakan masyarakat: seperti pengikisan lahan pertanian, pengikisan jalan raya yang bersentuhan dengan bibir pantai, munculnya penyakit yang berhubungan dengan genangan air seperti demam berdara dst. Penjelasan bapak Rafael Madu bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini desa mereka sering dilanda banjir rob akibat pasang air laut yang kemudian menggenangi beberapa rumah warga.
Patricius Marianus Botha, S.Fil.,M.Si mengatakan kegiatan ini bertolak dari kepedulian STPM pada masalah lingkungan yang ada di kabupaten Ende. Lebih lanjut dikatakan bahwa saat ini masalah lingkungan adalah masalah global. Banyak cara telah dilakukan guna mengentas masalah lingkungan hidup dan kami adalah bagian dari sekian banyak orang tersebut yang ingin menyelesaikan masalah lingkungan tersebut melalui cara-cara yang kecil dan sederhana ini.
Kegiatan pengabdian ini berpuncak pada penanaman 1.500 anakan bakau. Penyediaan anakan bakau didukung oleh kelompok peduli alam dalam kabupaten Nagekeo. Kegiatan penanaman mengambil tempat di Dusun Aepetu. Penanaman di awali dengan penanaman bibit bakau secara simbolis dari beberapa pihak yaitu pihak pemerintah kecamatan Maurole, Desa Watukamba, siswa/i dan guru pembina SDI Nanganio, dan 19 anggota kelompok Sinar Laut.
Pelibatan beberapa pihak ini dimaksudkan agar mampu meningkatkan kepedulian bersama terhadap masalah lingkungan hidup di daerah ini dan memastikan adanya keberlanjutan kegiatan di masa depan. Bersama dengan anggota kelompok, mengikutsertakan siswa/I sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk dorongan partispasi langsung dengan praktek di lapangan.
Keterlibatan siswa/I SD dinilai lebih pada konteks mereka sebagai penggerak konservasi di masa yang akan datang, kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi untuk pelajar dan generasi muda tentang manfaat dan pentingnya menjaga lingkungan terlebih pada kelestarian mangrove untuk keberlangsungan alam. Pihak BPDLH melalui STPM yang saat itu diwakili oleh ketua Tim Pengandian Masyarakat berterima kasih untuk dukungan semua pihak yang terlibat mulai dari terlebih kepada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula, Sekolah Dasar Inpres Nanganio, masayarakat Watukamba dan pihak pemerintah baik pihak kecamatan dan desa, aktivis lingkungan hidup, pihak penyedia bibit.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat mendorong lebih banyak pihak untuk terlibat aktif dan bisa bahu membahu memperbaiki dan menjaga lingkungan hidup secara bersama-sama. Kegiatan ditutup dengan pose bersama.***(NP/Tim Abdi Mas STPM).
Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.