Mendung bergelayut manja di pelupuk mata gadis itu
Sesekali memainkan tarian kecil pada bening matanya
Beberapa rintik kecil membentuk anak sungai di sudut netra
Lemah; namun menjelma danau pilu di pipi merah jambu
Hujan tak henti-hentinya berpuisi
Perihal bagaimana dengan miris kenangan mencoba menggodanya kembali
Dalam bait-bait terakhir puisi milik hujan
Ia dengan gontai merayakan kehilangan
*Oleh : Selviana Grasantia
Guru Pembimbing SDI Wae Nakeng Manggarai Barat
Centang kotak Notify Me agar mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.