HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Perpustakaan Desa Kiuoni Gelar Lomba Kreatiifitas Anak


Kupang - Nusapagi.com || Puluhan peserta dari TK hingga SMP hadiri lomba kreatifitas anak-anak di desa Kiuoni, kecamatan Fatuleu, NTT (Sabtu, 9/5/2025). Kegiatan ini tidak hanya menampilkan lomba bercerita dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, tetapi juga fashion show busana daerah yang memperlihatkan keindahan budaya lokal.

Ketua panitia, Elsa Leo S.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa lomba ini bukan sekadar mencari pemenang, melainkan sebagai wadah bertumbuh dan saling menginspirasi antar anak-anak desa serta upaya menjaga budaya lokal agar tetap hidup di ruang perpustakaan.

"Perlombaan ini bukan hanya tentang mencari yang terbaik, tetapi juga menjadi wadah bertumbu anak-anak Desa  dan menginspirasi satu sama lain. Kami berharap perpustakaan Desa dapat bertransformasi menjadi ruang yang dinamis, inklusif, dan tidak menghilangkan budaya lokal", ungkapnya.

Aparat desa Kiuoni yang diwakili Servianus Teme menyampaikan pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut di desanya. Menurutnya, kegiatan ini dapat menjadikan peserta untuk bertumbuh dan mampu bersaing dengan warga kota lainnya.

"Melalui kegiatan ini, anak-anak desa dapat bertumbuh dan belajar untuk dapat bersaing dengan warga yang berada di kota, kontribusi pemerintah desa juga sangat penting untuk kegiatan ini ", ungkap Servianus.

Momen puncak acara adalah pengumuman pemenang. Sorak sorai dan tepuk tangan membahana saat nama-nama pemenang dari setiap kategori  diumumkan. Noverlin Teme, Juara 1  Kategori Feshion Show dari dusun 1  mengungkapkan bahwa dirinya sangat bangga dan senang bisa mengikuti lomba ini. Ia berharap agar lomba seperti ini bisa di lakukan lagi kedepannya agar bisa terus belajar.

Selain unjuk kebolehan, acara ini meninggalkan kesan mendalam bagi orang tua peserta. Verdelina Suan, salah satu orang tua, mengungkapkan kebahagiaannya karena anak-anak dapat belajar dan menunjukkan bakat sejak dini yang membuat para orang tua bangga.

Acara ini menjadi bukti nyata bahwa perpustakaan desa bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang kreativitas dan pelestarian budaya yang menguatkan komunitas lokal. (NP/Tim).

Posting Komentar
Tutup Iklan